Kamis, 22 September 2011

IDENTIFIKASI KUALITAS MELALUI KATA-KATA



                Isu mengenai keharaman facebook bukan  lagi berita baru, alias sudah basi. Kesimpulannya, semua tergantung siapa yang menggunakannya. Artinya, bukan facebooknya yang haram, tetapi perbuatannya, yang tidak sebagaimana mestinya, yang diharamkan. Namun, kali ini ane tidak akan mebahas haram tidaknya (lagia ane juga bukan MUI, hehe).
                Ada satu hal yang dianggap remeh oleh sebagian banyak/besar orang, yakni perbuatan yang sia-sia. “Memang apanya yang sia-sia?” memang, tujuan utama dibuatnya situs jejaring sosial dibuat adalah untuk mencari teman, menjalin persahabatan, menambah koneksi, chatting, bertukar informasi, atau menemukan sahabat lama. Tapi ada satu hal yang membuat ane heran. Seperti di kolom ‘Apa yang anda pikirkan hari ini?’ pada situs jejaring sosial facebook. Setiap kali ane buka facebook, hampir tidak ada sama sekali yang menulis pada kolom tersebut sesuatu yang punya nilai lebih. Yah, sesuatu yang lebih dari hanya sekedar ungkapan, “ah... capek,” atau,”abis kuliah... bete nih... dosennya marah mulu,” atau,”pulang kerja nih... hujan... becek...,” atau 

bahkan.”duh, dakit perut, mo boker, nehhh..” dan beberapa ungkapan lain sejenis yang sama sekali ga mutu. “Loh, tapi kita kan juga ga dapat dosa bla... bla... Memang, kita nggak dapat dosa. Tapi, tetep aja kita rugi. Pertama, pertama, kita buang-buang uang, waktu dan tenaga (meskipun sedikit) hanya untuk menulis hal-hal seperti itu yang belum tentu ada yang nanggapin. Ya, ga? Kalau pun ada yang nanggapin, tanggapannya pun sama ga mutunya hingga terjadilah diskusi yang ga mutu.
                Kedua, dan ini yang paling penting, berbuat seperti itu hanya akan menunjukkan kepada orang lain bahwa itulah diri kita sebenarnya. Segitulah kualitas diri kita. Ane teringat dosen ane pernah berkata, “kalau ingin melihat seperti apa pribadi seseorang, ajak saja dia ngobrol barang lima belas hingga tiga puluh menit. Apa yang keluar dari mulutnya, itulah sesungguhnya  dia.” Jadi, sangat disayangkan sekali kualitas generasi muda Indonesia hanya sebatas ungkapan-ungkapan tadi. Kalau ada yang ingin membantah pernyataan ane, maka ane katakan, ada seribu satu cara untuk melakukannya. Ada seribu satu alasan untuk menghindar dari kenyataan.
                Nah, sobat eL-Ha. Kita dapat memetik hikmah dari fenomena ini. Konklusinya, jangan sampai kita terjebak dalam hal-hal yang sia-sia ini. Situs jejaring sosial?! Boleh. Yang penting, gunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat. Jangan untuk hal-hal yang ga mutu, apalagi yang dilarang. Coba deh, kalo kita lagi online, tulis uneg-uneg dan ide-ide yangakan membangkitkan minat belaja, bekerja dan beribadah. Buatlah forum diskusi yang menarik serta membangkitkan semangat juang pemuda, sehingga dunia melihat dan berkata, “inilah pemuda-pemudi penerus bangsa Indonesia! Benar-benar bermutu!” Trus, gimana kalo ada yang berbuat hal yang sia –sia? Coba deh, kita yanggapin, beri saran kepadanya akan indahnya ungkapan-ungkapan yang bermutu. Okey, sobat.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar